18 November 2008

vulgar dan sadis

Puisi-pusinya bisa dibilang lugas dan royal kalimat-kalimat atau kata-kata vulgar dan sadis, khususnya yang berkaitan dengan kehewanan atau peternakan. Inilah yang menjadi ciri khas penulis yang berlatar belakang pendidikan dokter hewan.

Wawan Kurniawan
Wartawan

16 November 2008

es kacang merah

es kacang merah

apa yang lebih nikmat dari tidur
selain melepaskan diri dari warna

merah kacang bertutur air panas mekar
cuci bersih, tiriskan, rebus empukkan
lalu kembali tiriskan
gapai impian

istirahat hancur sementara kacang merah
tiada beda dengan
istirahat susu dan gula pasir
istirahat usai masak hingga mendidih
istirahat larutan tepung maizena diaduk rata
istirahat krim kental
meski dibangunkan masak panas mendidih
dan ditenangkan dalam cetakan es loli
dibekukan stik es dalam freezer
pembeku

:abadi

Yonathan Rahardjo/ jakarta, 2005
kompas.com/ Jumat, 14 November 2008

es goreng

es goreng

panas! udara fikir keringat mengalir!
kuusap dahi dengan tangan kotor
apakah jadikannya bersih?
ya, setidaknya keringat lepas
pori-pori kulit terhembus udara segar
di bis-bis kota besar
yang sesak penuh
energi panas segar memang
: hiburan!

maka es pun
: digoreng

Yonathan Rahardjo/ jakarta, 2005-2007
kompas.com/ Jumat, 14 November 2008

es doger

es doger

dihisap tanah kering kelapa muda kerok
tape singkong potong dadu
dan ketan hitam kukus

air bah es batu kepruk pun keringlah

keagungan sirup pisang ambon,
susu kental manis, santan dan tape singkong
jadi milik kekeringan

kemelaratan pun jadi milik air
melimpah

apa boleh buat,
kekeringan nan agung
kawan dekat limpahan air

: dalam satu sajian

Yonathan Rahardjo/ jakarta, 2005-2007
kompas.com/ Jumat, 14 November 2008

emping mlinjo

emping mlinjo

hidup hanya sebentar
tak guna jalani keliru
maka kita harus saling baik dan
paham dan
terima kenyataan
tentang
kita

sejarah kita
hingga membiji tua
rela ditumbuk
mempe-lempeng derajat
nyaris remuk
turut
memperkaya
kebaikan
di ujung
maut

Yonathan Rahardjo/ menteng, 2006-2007
kompas.com/ Jumat, 14 November 2008

di bubur dan mi

di bubur dan mi

jago kate menang di rumah sendiri.
labrak sana-sini patuk sabetkan pedang tumpul.
darah bukan karena tajam tapi sekuat batunya gila.
main, menang, main, kalah, main, ko,
main, mati, main, mampus.
apa dicari makin seperti terasi busuk
dimakan lalat malam.
di bawah bertebaran belepotan tai bertaburan
laksana pupuk urea setumpuk nasi impor
bernama mi.

ayam berpacu dari kandang,
teriak ngeri terbilang, ribuan surai melayang,
mana kuping, mana otak, mana dada,
goncang getar otot, koyak buluh darah, lari terlunta.

rajam kasih sayang, ia hidup tapi kami jagal,
ia bergairah tapi kami buat berdarah.
kami mangsa kehidupan, hamba keraguan,
ragu hilang, kala yakin sahabati selera,
ganti aroma, gauli cita rasa, gauli rejan pangkal lidah,
teguk air liur, biar tetesnya antara rasa di lidah,
antara gelisah ganti gairah, dalam mangkuk bubur ayam,
cita rasa rajam dendam, basuh rindu, lupa prosesi,
slalu ingin lagi.

ayam tak sendiri lagi, tlah satu dengan bubur,
garam, bawang putih, kuah sari ayam sendiri,
hancur dan menyatu,

krupuk hidupi, kacang warnai, bawang merah jadi saksi.
ayam sendiri hilang pribadi. enak lezat gurih renyah.
tapi ia bangkai gigit telusur cekik leher lumat isi perut.

penipuan? ya.
pemalsuan? ya.
perusak etika? ya.
penghancur norma? ya.
gimana gak ada yang lapor?
lapor saja.
polisi petugas, pembeli.
lupakan kasihan, iba, ingatan,
ia butuh makan.

cari makan toh bukan dari bangkai.
masa suruh makan.
bangkai tuk beri makan orang miskin melarat.
ia tetap jual dan laku.
murah meriah di warung.
depot restoran siapa tahu?
masa makan bangkai di kedai tak ingat umur.
bangkai, mengapa tak boleh dimakan?
kalau mau kan bisa jadi sumanto?
tuduhan bukan makan bangkai.
tapi penipuan.
ah lemahnya jerat penjaja bangkai
pencuri bangkai
pengibul bangkai.

bau busuk bukan hanya di bangkainya.

Yonathan Rahardjo/ depok-jakarta, 2003-2004
kompas.com/ Jumat, 14 November 2008

donat

donat

wajah yang selalu mengetuk di rongga tubuh tengah
wajah yang selalu menyembul dari dasar mata
wajah mu
tak peduli bintang sudah bercahya di siang
tak ragu menyergap nadi yang tlah muntah
ia yang keluar dari wilayah-wilayah
berlobang
masihlah
kau.

entah kenapa

dalam lobang tengah lingkaran
smua kenangan denganmu
muncul begitu saja

toh smua sperti biasa
kau tetap kau
kau punya rahasia
ku pernah buka
namun kadang lupa
tuk percaya.

:karena mata

Yonathan Rahardjo/ jakarta, 2006-2007
kompas.com/ Jumat, 14 November 2008

es campur

es campur

beres kan?
niat baik kita jelas sudah
didengarnya

sukses segala
untukmu
: kita

Yonathan Rahardjo/ ragunan, 2006-2007
kompas.com/ Jumat, 14 November 2008

es cincau

es cincau

sahabat atau seorang yang istimewa
itu alami

sejarah yang bicara

yang harus kita lakukan sekarang
cukup berbuat baik

sebagai ganti
dicuci dan diremas
diendap dan dikeras
nya
aku

bercinta dengan
direbus dan dikental
dibakar dan diparut
dikental dan digaram
nya
kamu

di masa
:lalu

Yonathan Rahardjo/ menteng-ragunan, 2006-2007
kompas.com/ Jumat, 14 November 2008

es degan

es degan

tulang tusuk dadaku menahan getar jantungku
otot dadaku menampik hasratku
daging rongganya menolak lebam dari dalamku
kain baju menghempas desis auraku
langit-langit rumahku memantulkan pujianku
otak kumalku membikin mereka tak berdaya
bagaimana bola kristal ini bisa melambung?
kalau padat intinya tak berputar dengan plasma dan
sito-nya?
siti dan situ jadi satu pun tak mampu membuat air ini
menderas ke angkasa
terlalu kuatlah gaya tarik tanah tempat kakiku
bertapak.

Yonathan Rahardjo/ ragunan, 2003
kompas.com/ Jumat, 14 November 2008

20 October 2008

si mas berkacamata yg tidur kayak "ayam tetelo"


Re: #sastra-pembebasan# JAKARTAKOTA - BOGOR

Buat yonathan,
puisinya bagus
tp ngomong2 si mas berkacamata yg tidur kayak "ayam tetelo"
udh dikirim blom puisi ini?

salam,
santi
fransisca susanti

ketelanjangan jiwa seorang penulis yg hidup dalam realitas yang hiruk pikuk


Re: #sastra-pembebasan# JAKARTAKOTA - BOGOR

Mas Raharjo sudah berhasil mewakili gerak isyarat sebuah kehidupan yang begitu pahit dengan harapan yg kumuh, lalu dituangkan dengan .ketelanjangan jiwa seorang penulis yg hidup dalam realitas yang hiruk pikuk

Ini seperti putaran hitam putih sebuah film perang dunia kedua dimana masih banyak manusia yg teraniaya dan mencoba menyelamatkan nyawa kecil nya, sedih nya hingga saat ini..ya hari ini disana..ditanah air kita yg tercinta kita masih harus menyaksikan bangsa kita yg masih harus hidup seperti ini...mengharap sekeping belas kasihan dari sesama nya....impian mereka begitu sederhana yaitu hanya ingin mengisi perutnya, melihat anak2 istrinya bisa tersenyum, dan tidur pulas tanpa harus memutar otak besok akan makan apa.....

Terlalu sakit untuk mengomentari puisi ini, kerongkongan saya sudah tercekat...betapa saya benci kemiskinan, benci kebodohan, benci ketidak adilan !

salam
omie

ati gustiati

Ada kesepian yang kuat tergambar di sana, ini bukan puisi yang cengeng


Re: #sastra-pembebasan# JAKARTAKOTA - BOGOR

Dipo Siahaan <cool_dipo@...> wrote:
puisi ini....
bagus sekali mas. Ada kesepian yang kuat tergambar di sana. Kesepian yang khas dari orang-orang kalah dan terbuang. Ada sedikit gambaran tentang harapan yang terpendam. Namun harapan itu bagai api lilin yang tidak pernah benar-benar mati:
api itu ada, hanya saja terlalu kecil untuk bisa menerangi ruangan. Kehidupan adalah untuk hari ini, sementara esok adalah masalah esok. Semua digambarkan dalam kalimat-kalimat yang begitu padat makna. Saya terhanyut saat membacanya.

Tapi pada saat yang bersamaan, ini bukan puisi yang cengeng. Puisi ini tidak mengeluh, dan meratap. Tidak menggurui orang lain, dan tidak mengejek siapa pun. Puisi ini berkata-kata dengan apa adanya. Tidak mencoba menarik simpati siapa pun (tentu saja. simpati saja tidak pernah berguna bagi siapa pun), tapi entah bagaimana mampu membuat pembaca berada di dalam kereta yang sama dengan sang tokoh. Tipe puisi yang aku suka sekali.

Tentu saja ini hanya opini pribadi dari seorang penikmat puisi amatir.

Saya tunggu kiriman puisi-puisi berikutnya mas.

salam
Dipo Siahaan

meluncur rendah bagai air tak kenal halangan


Re: [Penyair] BUKAN SERABI BANDUNG

salam kenal
aku suka gaya tulisannya
meluncur rendah bagai air
tak kenal halangan
sekali lagi salam kenal

karang s

jadi lapar

waduh baca puisimu aku jadi laparrr…selamat ya bung yo!
Donny Anggoro
Penulis

Ide yang unik


Luar biasa, ternyata ‘makanan’ bisa di puisikan.
Ide yang unik. Mak Nyuussss
Sri Prabawati

Tempe bongkrek jadi bernilai seni yang luar biasa

Tempe bongkrek di tangan Pa Yonatan jadi bernilai seni yang luar biasa…. kapan-kapan Blackforest tempe ya pak?????… Semangat Pak!!! Maju Terus Pantang Mundur!!! Ganbatte!!!
Fuji Kumala Dewi
PT Gallus Indonesia Utama

puitis namun mengigit

Wah, puitis namun mengigit… terus berkarya ya… karya-karya sastra bermutu kita butuhkan untuk terus lahir sebagai kontribusi dalam khasanah dunia sastra di Indonesia.. salam manis…
Fanny Lioe

Puisinya keren banget

Puisinya keren banget Pak….. sukses, maju terus pantang mundur….
Anastasia Sutarti
Dokter Hewan

kaya rasa juga. termasuk masalah tradisi bahkan sampai ke identitas. rasa originalitas maknyus

Tom yam enak tuh. saya sampai baca berulang-ulang. maklum masih awam. yg ini rasanya agak beda dengan tempe bongkrek. kalo menyambung open house di rumah (...) terasa ada ironi dengan keadaan sekitar dalam puisi Mas YO.

wah tamabah hebat ya. memang harusnya penyair kritis dengan lingkungan. bukan hanya retorika saja. saya mencoba berusaha kearah situ. mungkin seperti sapu lidi kali ya. kalo satu persatu memiliki kesadaran yang sama dengan keadaan ini,saya rasa ini akan menjadi sebuah gerakan moral bagisemuanya

saya baca ulang lagi ternyata kaya rasa juga. termasuk masalah tradisi bahkan sampai ke identitas. rasa originalitas maknyus kata bondan winarno mah. tapi kalau nggak percaya baca saja yang, ubi goreng ubi rebus. masalahnya sudah banyak sekali orang yang krisis identitas, yang malu mengakui apa yang ada di sekitarnya. kesederhanaan ini saya pikir lebih menhujam.

=====> aku tidak ngecap kau tak perlu malu lagi sajikan mereka/ sebelum orang amerika sajikan mereka/cepat rebus bumbu halus/di dalam santan bersama daun salam/masukkan ubi dan masak sampai maknyus

inikan mengajarkan kepada kita bahwa kita harus percaya dengan apa yang kita miliki. jangan jadi follower. padahal mereka saja takjub dengan apa yang kita miliki.. eh kita malah takut untuk tampil dengan kesederhanaan yang ternyata itu adalah kekayaan yang tidak dimiliki negaralain. wah saya jadi banyak belajar dengan puisi kulinernya Mas Yo. terima kasih sudah mempostingnya

ini benar. coba baca yang terkahir

======>dalam cuaca dingin sejukkau bawa kopi kental hangat/ubi goreng dan ubi rebus/adalah sorga yang tak mengada-ada/tapi tetap ada

sorga yang tak mengada-ada; inilah kekayaan rasa yang sederhana tapi sempurna, dan bukan kebahagiaan semu. kalo meminjam istilah camus, ini bukan sesuatu yang absurd tapi real

selamat berkarya Mas Yo

Nurdin Ahmad Zakky
Penyair

besok ada menu apa lagi?


apa ini yonathan yang baca puisi berjudul tom yam waktu ultah apsas lalu?
sekarang gado-gado. baru saja batagor.
besok ada menu apa lagi?

salam, ita
"Ita Siregar"

CATATAN TENTANG SEMANGKUK TOM YAM



CATATAN TENTANG SEMANGKUK TOM YAM
: Yonathan Raharjo

semangkuk tom yam kau letakkan di lidahku, lalu pelan-pelan kau resapkan lezatnya ke syaraf-syaraf lapar yang terus menggelepar liar merindukan seiris kampung halaman dalam kemeruyuk cinta yang nyaris tak bisa kutahan.

semangkuk tom yam dalam hingar lapar di jalanan dengan genang kenang yang diturunkan hujan, hatiku menggigil di bibir nampan menggetarkan pertanyaan
: kapankah kau bikin sebuah perjamuan
hingga tandas tom yam-mu disyairkan
hingga tuntas syairmu dirupakan?

bekasi, januari 2007
"MISBACH"

lapar jasmani dan rohani terpenuhi


mm...yummy!
lapar jasmani dan rohani terpenuhi:)

yunita hapsari

30 September 2008

wajik ketan

wajik ketan



aku yang di atas piring ceper terhidang

bukan sekedar gaib terpajang



aku yang di sini tlah alami dibersih cuci

direndam selama satu jam.



aku tlah menderita kukus setengah masak

disiram air panas dikukus lagi sampai masak sekali



aku yang telah mendertita tertahan dijerang santan

dan gula merah, gula pasir, dan daun pandan



aku adalah buah cinta kental diangkat sendok membenang

dimasuki ketan



cintaku tlah diaduk rata sekali

ketan rekat tapi kering dituang dalam tampah dialasi

daun pisang dioles minyak



bahkan buah cintaku diratakan sendok atau daun

sampai tebal



bahkan buah cintaku diiris-iris setelah dingin sekali

hingga menjajar menggenjang



agar kau terpanggang

dalam liur menjalar.



Yonathan Rahardjo/ jakarta, 2007
sastraindonesia.net/ Senin, 29 September 2008

waffel

waffel



cinta, ternyata

mudah meninggalkannya



tapi ia tak putus cinta



karna ada yang dicintainya



: cinta itu sendiri



Yonathan Rahardjo/ jakarta, 2005-2007
sastraindonesia.net/ Senin, 29 September 2008

urap

urap



kuurapi kau dengan kacang panjang

kuurapi kau dengan kangkung

kuurapi kau dengan tauge

kuurapi kau dengan kol

kuurapi kau dengan kelapa parut



urapi aku dengan bawang putih

urapi aku dengan cabe merah

urapi aku dengan cabe rawit

urapi aku dengan terasi

urapi aku dengan gula merah

urapi aku dengan garam



pengurapanku dengan dibersihkan

pengurapanku dengan dipotong-potong

pengurapanku dengan direbus setengah matang



pengurapanmu dengan dihaluskan



pengurapan kita dengan mencampur

penguarapan kita dengan kukus hingga matang.



agar mulia kita saat terhidang

agar tak sakit kita dengan cita kepayang

agar tak mabuk kita dengan cinta terhilang



Yonathan rahardjo/ jakarta, 2007
sastraindonesia.net/ Senin, 29 September 2008

unthuk yuyu

unthuk yuyu



dikau pergi

aku di sini

dikau kembali

aku di sini

di hari hidup dan mati

aku tetap di sini

melobangi tanah

menggunungkan tanda



agar kau tak lupa

: ini rumah kita



Yonathan rahardjo/ jakarta, 2004-2007
sastraindonesia.net/ Senin, 29 September 2008

ubi goreng ubi rebus

ubi goreng ubi rebus



untuk sarapan kukunjungi nasi bungkus

untuk makan siang kudatangi nasi dagang

untuk hidangan sore lebih kucari ubi goreng dan rebus



masih tersisa di sudut ingatan tentang pisang goreng

masih terbayang di awan ubi keledek dan aneka bubur

namun ubi goreng dan rebus setiap petang

dengan pencecah sambal tumis, belacan atau gula

adalah cinta tak terbilang



ia yang tlah jadi komoditas terabaikan

ia yang bertahun tlah kau permalukan

ia pula yang setia tetap setia kepada jatinya



aku tidak ngecap kau tak perlu malu lagi sajikan mereka

sebelum orang amerika sajikan mereka

cepat rebus bumbu halus

di dalam santan bersama daun salam

masukkan ubi dan masak sampai maknyus



ia pasti kau suka

bersama bajigur, pisang rebus, hui rebus dan singkong rebus

sambal tumis dengan ubi goreng dan ubi rebus

adalah nyam nyam



dalam cuaca dingin sejuk

kau bawa kopi kental hangat

ubi goreng dan ubi rebus

adalah sorga yang tak mengada-ada

tapi tetap ada



Yonathan Rahardjo/ jakarta, 2007
sastraindonesia.net/ Senin, 29 September 2008

tumis

tumis



biar kau tumis jagung manis, teri dan telur

biar kau tumis bumbu iris, salam, lengkuas sampai harum

biar kau tumis kangkung, bawang putih, bawang bombai dengan mentega

biar kau tumis bawang putih geprek cincang bersama irisan bawang

biar kau tumis sosis sapi potong

biar kau tumis bawang bombai bawang putih dengan mentega sampai harum

biar kau tumis bawang putih tak diiris sehingga kecoklatan dimasuki dua jenis lada hingga layu ...

biar kutumis cabe ijo kuberi ikan asin dan saus tiram

biar kau tumis bawang putih dan bawang merah sampai kekuningan dengan ikan dipanasi minyak sayur

biar kau tumis buncis saus tiram dipanasi minyak

biar kau tumis bawang bombai dan cabai hingga layu dimasuki daging bumbu aduk rata hingga daging berubah warna

biar kau tumis jagung muda sayur penyerta nasi yang mudah dibuat dan bahannya mudah diperoleh



biar kau tumis semua

biar kau tumis semua lalu kau masuki semua

dan kau tumis semua



biar semua kau tumis

dengan senyum manis



aku tahu di hatimu ada tangis



Yonathan Rahardjo/ jakarta, 2007
sastraindonesia.net/ Senin, 29 September 2008

trasi sidoarjo

trasi sidoarjo



aku pun seakan-akan ingin menghantammu hai terasi

sayangku

anakku

kau makan asam lambung perut bumiku

minum dari liur lautku

tapi kamu lupakan siapa aku

ibumu

yang memperanakkanmu..

dan kamu pun merayap ke negeri emas

dengan sayur-sayur hijau

melupakan negerimu yang hijaunya jadi layu

karna lelaki-lelaki serakah

yang memperkosa aku

hingga muntah samudra lumpur panas

menajiskan rahim kelahiranmu

mengarati lorong kau susuri



kau selalu ingin daun hijau

tapi tetap tak kau teriakkan

: ibu!

kau harus tetap melahirkan aku



Yonathan Rahardjo/ jakarta, 2004-2006
sastraindonesia.net/ Senin, 29 September 2008

torpedo kambing

torpedo kambing



dari kuncup nan mungil di bawah teduh pohon i..
ni.
dari matahari mengharu hari sampai lupa diri
dirimu masih saja berteriak lantang!
menantang siang
menantang geledek
menantang sengatan mencabik-cabik dengan duri-duri petir
menyobekkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
menyambar kuntum
mati
sblum waktunya
ketemu
perhelatan yang ada di lipatan ker
tas
ku
ning
mu yang kasarrrrrrrr!
masih saja kaca hitam riben
mu
menutup hidungmu sendiri
tuk ambil nafas
barang sejenak.

ada udara yang kau tolak.
mendisfungsi parumu.
hanya sebelah yang berteriak.
sampai kapan.

Yonathan Rahardjo/ jakarta, 2006
sastraindonesia.net/ Senin, 29 September 2008

tongseng

tongseng



tak ingin lagi aku bergosong ria

meski masuk penggorengan wajan panas



tak mau lagi aku layu binasa

meski menemaniku air didih dalam pusar rengas



tak hendak lagi aku ulang masa pesta pora

meski bikinku sesak napas perkumpulan dengan mereka, mereka dan mereka



aku kan nikmati samudera ini

aku kan pelajari riak gelombang

aku kan hayati guyuran rasa demi rasa

aku kan yakinkan diri sendiri

aku kan lahir kembali

aku kan jadi lebih percaya diri



sedap, semua yang kupikir ganti

lezat, semua yang kuucap ganti

istimewa, semua yang kukata ganti



aku tahu siapa

:kokiku.



Yonathan Rahardjo/ jakarta, 2007
sastraindonesia.net/ Senin, 29 September 2008

tom yam

tom yam



tangan spesialmu airi hatiku hidup,

percaya tidakmu tandaskan tiada boleh lain gantikanmu.

kau yakin serah diri, roda jaman gilas aspal

tak pernah lunturkan jiwamu, rasamu, dirimu.

yakinmu dorong diri, secara tradisi kau perempuan bumi. bukan berarti kau hanya potong bawang putih,

bukan cuma tomat, bukan cuma cabe merah.

bukan, bukan cuma itu, yang kau uleg dengan cinta

dalam cobek terbuka.

tak lupa kunyit, tak kau tinggal jahe sedikit,

serai dan jeruk nipis tak kau usir terbirit,

daun jeruk purut kau jemput,

tentu saja garam dan gula meski sejumput.



dari air hatimu mengalir tuna, udang dan cumi

dari samudera membumi.

kau airi mereka, menyatu dalam wajan panas,

membumbung uap sedap, dalam nampan hangat,

terangkat lezat di meja kita.



satunya mereka,

sumber rasa paling dahsyat pernah kurasa,

persis kau kata,

jadilah enak sedap mas!



tom yam,

di tangan cintamu, jelma penyedap dua jiwa kita

yang sekarang telah

esa.



Yonathan Rahardjo/ cinere, januari 2004
sastraindonesia.net/ Senin, 29 September 2008

07 September 2008

toga

toga

andai sakit desak, obati dengan cinta,
bukan dengan kata tak bermakna
obati dengan itu cara
bukan dengan cara susahkan kaum bimbang

tak bisakah henti sejenak,
nantikan saat pikiran tak lagi lupa ingatan
bilangi diri sendiri mereka jangan lupakan
ajari berbagai tanaman mujizat
tak kan sia-sia mereka, tak kan sia-sia ia
obati berbagai penyakit mendera

kita kaya kita punya kita terhina
karna kita lupa.
akankah slalu tergantung obat luar
manakala di rumah sendiri ada lahan
ia ada di belakang rumah
di samping di kiri di kanan di depan
di tanah sejengkalpun ia mau
di tanah bergantung pun ia suka
di tanah tersisa pun ia kan
meraksasa

ada di manakah hati kita?
mengapa alpa
amatlah berlimpah tanaman tlah kita lupa
lupakah kan jati
kita punya kita bisa dan kita pasti kan rasa

nantikan apa lagi, kembalikan ingatan
bila kesadaran tuk jadikannya bagian dari diri
tlah gapai muara

tak usahlah diperbudak
obat asing makan uang.
obat luar bikin lapar.
obat pabrik bikin sirik
karena tak bisa gapai impian, kebutuhan dikuras mereka

ingat kencur obati batuk
ingat kunyit obati mag perut
ingat kapulaga obati radang lambung, nafas bau, mulas perut

ingat temu lawak obati hati bengkak
ingat tapak liman obati keputihan
ingat jarak obati hernia

ingat lidah buaya obati kencing darah
ingat beluntas obati tbc kelenjar

ingat sirih obati susu berlebih
ingat cabe rawit obati keringat, liur, dan air kemih
bisul dan rematik,
sakit kedinginan, lemah kaki tangan,
dan tambah nafsu makan

ingat ia.
senyampang bisa asa
pastikan ia di benak
dan dicinta keluarga.

depok-jakarta, 2004/ Yonathan Rahardjo
kompas.com/ Sabtu, 6 September 2008

tingting jahe

tingting jahe

mendawai ilalang rimbun melangit,
petik senar rumput bergerigi,
sayat jangat kaki, sengat hati berjari,
degam iri hati, usir bisik serangga memori.

katakan pada cinta,
siapa sayang?
sayang siapa?
si sayang apa?
apa si sayang?

sayat tak tajam.
sahut ilalang menawar lara,
bukan muskil ampunan terjadi.

ringkuk daun kertas hijau
asli tumbuh
di halaman rumah kecilku
kupu kuning itu menjadi
teman memori sampai
jumpa mu lagi

tabik! tabik! tabik!
di gereja manislah.
semanis kuntum melati
tak pergi-pergi,
tiada buruk ingat tentangmu
dipaksa muncul pun paling berarti,
dibanding laksa bintang penjual janji.

kuingat hangat rasa yang kau bri,
maka kulaku ini

jakarta, 2004-2007/ Yonathan Rahardjo
kompas.com/ Sabtu, 6 September 2008

terang bulan

terang bulan

di manakah letak bulan
hanya melihat di malam kelam
di manakah letak matahari
hanya melihat di siang hari
di manakah letak otak
hanya melihat dalam ketiak
busuk ketiak sama saja busuk otak
bila lobang sudah bikin bengkak
apa cecak bisa berkata tokek itu besar
kalau ia hanya melihat dalam tetek
tersimpan rapat dalam gayutan nenek manja
siapa merasa diri tak punya tetek
akan ingin itu barang antik
tapi begitu mendapatkannya
bisa lupa di mana asal muasal hati mencari
jujur bukan ia yang menanam duri
tumbuhnya hanya dalam jari kaki
menerabas dalam pri rambut ari
aku tak tahu kalau kau orang pintar
yang kutahu kau orang cerdas
meraba sependalaman otakmu hanyalah
sependalaman bayi menetek
kapan gigimu pernah tumbuh
kalau kau tekan terus dalam gelagat
kianat
laknat
dan hanya melek
bila perasaanmu ingin mendamprat
pembuatmu yang
tak pernah lihat
terang bulan

depok, 2003/ Yonathan Rahardjo
kompas.com/ Sabtu, 6 September 2008

tempe penyet

tempe penyet

tak pernah kurasakan sakit sesakit ini
menghimpit dan memperkosa sel-sel tubuh
jaringan mati
retas organ tubuh organ tubuh
retak menghentak sistem
berlagak normal tiadalah mampu

penuh derita, sekujur tubuh ini
tuhan, tolonglah aku
tak ubah duka cita yang pernah kurasa
kurasakan duka cita ini
meninabobokkanku
sungguh tiada harapan

tuhan…
tolonglah
angkatlah penguleg sambal derita
dari tubuh yang kian renta

aku tak tahu
apakah
ini
ajalku

bahkan sambal pedas merah pun tak terasakan gigitannya

dalam kematian
tubuhku mungkin menjadi lezat
dengan
kemangi roh yang ada harap
sesudah
kematian.

jakarta, 2007/ Yonathan Rahardjo
kompas.com/ Sabtu, 6 September 2008

tempe enak

tempe enak

beranak puisi dalam ketiak

jadikannya tempe
enak

jakarta, 2003/ Yonathan Rahardjo
kompas.com/ Sabtu, 6 September 2008

tempe bongkrek

tempe bongkrek

jam berapakah
jam berapa
yang bri tanda pada kita

jam berapakah
jam berapa
yang bri isyarat untuk kita

jam berapa?

hanya ayun waktu
pembiakan jamur peragian
yang tandai kita menjelma
tempe bongkrek
lezat penuh aroma dan gizi

sekaligus

penuh racun bikin mati diri
siapa saja yang punya diri

jakarta, 2005-2006/ Yonathan Rahardjo
kompas.com/ Sabtu, 6 September 2008

tempe orek

tempe orek

ajaklah rombongan
ikuti kesukaan
bagikan kepandaian
ambil kepentingan

jakarta, 2006/ Yonathan Rahardjo
kompas.com/ Sabtu, 6 September 2008

telur mata sapi

telur mata sapi

permata apa
yang kau cari
hanya memuaskan
egomu yang
menyuper...

perhatian hanya
terhambai
pusat lingkaran
mulia yang
berbalutkan
kesucian lumer

jakarta, 2004-2007/ Yonathan Rahardjo
kompas.com/ Sabtu, 6 September 2008

telor asin

telor asin

dengan air garam kudilarutkan
dengan garam ku diasinkan
dengan garam kudominankan
dengan garam agar terasakan
apa yang menjadi identitas

bukan semata penglihatan
bukan sehidung pembauan
bukan setelinga pendengaran
bukan selidah penjilatan

hanya sebibir senyuman
tak mau lagi tawar aku

bila asin ini hilang
apalagi yang sanggup kulakukan
kecuali dibuang
dan diinjak orang

dan orang tak lagi menengok dan menyebutku
asinan
:yang menghidupkan

jakarta, 2007/ Yonathan Rahardjo
kompas.com/ Sabtu, 6 September 2008

04 August 2008

BEBENDU KALA KLIRU

dumadakan aku kelingan marang sliramu
sing nglilir ing tengah wengi
ing pinggiring nggawan kang mili
nganti tekan samudra ika nimas
ana apa wisa-wisa ula padha keli
ora bali-bali nanging bisa tumurun
saka bawana kanggo nambah
laraning ati-ati tani kang rekasa nandur
pari

dumadakan aku kelingan marang leri-leri
kang ngiwi-iwi marang mripat-
mripat kang nggantha tekaning pramujati
jatining dhiri
jatining lathi

nimas..
nimas kang nggawe gorehing ati kang mas
wingi sliramu wis teka
dadi grimis wanci sore
winginane wis makani pitik
kang padha gumlethak
ing tengahing ara-ara ratri

nimas-
nimas kang wis mateni atine tani
ora percaya marang apa kang kocap
saka lambening penggedhe negri

ora mung merga nimas wis gawe pati
ora mung jalaran nimas wis mateni jaladri
ora mung amarga nimas wis nistha ati lawas

tapi merga nimas wis lali
marang jatining ilmu urip

mbleset sithik,
pati kang dumadi.


Yonathan Rahardjo/ Ragunan, 7 Desember 2003
Damarjati Juli 2008