20 October 2008

si mas berkacamata yg tidur kayak "ayam tetelo"


Re: #sastra-pembebasan# JAKARTAKOTA - BOGOR

Buat yonathan,
puisinya bagus
tp ngomong2 si mas berkacamata yg tidur kayak "ayam tetelo"
udh dikirim blom puisi ini?

salam,
santi
fransisca susanti

ketelanjangan jiwa seorang penulis yg hidup dalam realitas yang hiruk pikuk


Re: #sastra-pembebasan# JAKARTAKOTA - BOGOR

Mas Raharjo sudah berhasil mewakili gerak isyarat sebuah kehidupan yang begitu pahit dengan harapan yg kumuh, lalu dituangkan dengan .ketelanjangan jiwa seorang penulis yg hidup dalam realitas yang hiruk pikuk

Ini seperti putaran hitam putih sebuah film perang dunia kedua dimana masih banyak manusia yg teraniaya dan mencoba menyelamatkan nyawa kecil nya, sedih nya hingga saat ini..ya hari ini disana..ditanah air kita yg tercinta kita masih harus menyaksikan bangsa kita yg masih harus hidup seperti ini...mengharap sekeping belas kasihan dari sesama nya....impian mereka begitu sederhana yaitu hanya ingin mengisi perutnya, melihat anak2 istrinya bisa tersenyum, dan tidur pulas tanpa harus memutar otak besok akan makan apa.....

Terlalu sakit untuk mengomentari puisi ini, kerongkongan saya sudah tercekat...betapa saya benci kemiskinan, benci kebodohan, benci ketidak adilan !

salam
omie

ati gustiati

Ada kesepian yang kuat tergambar di sana, ini bukan puisi yang cengeng


Re: #sastra-pembebasan# JAKARTAKOTA - BOGOR

Dipo Siahaan <cool_dipo@...> wrote:
puisi ini....
bagus sekali mas. Ada kesepian yang kuat tergambar di sana. Kesepian yang khas dari orang-orang kalah dan terbuang. Ada sedikit gambaran tentang harapan yang terpendam. Namun harapan itu bagai api lilin yang tidak pernah benar-benar mati:
api itu ada, hanya saja terlalu kecil untuk bisa menerangi ruangan. Kehidupan adalah untuk hari ini, sementara esok adalah masalah esok. Semua digambarkan dalam kalimat-kalimat yang begitu padat makna. Saya terhanyut saat membacanya.

Tapi pada saat yang bersamaan, ini bukan puisi yang cengeng. Puisi ini tidak mengeluh, dan meratap. Tidak menggurui orang lain, dan tidak mengejek siapa pun. Puisi ini berkata-kata dengan apa adanya. Tidak mencoba menarik simpati siapa pun (tentu saja. simpati saja tidak pernah berguna bagi siapa pun), tapi entah bagaimana mampu membuat pembaca berada di dalam kereta yang sama dengan sang tokoh. Tipe puisi yang aku suka sekali.

Tentu saja ini hanya opini pribadi dari seorang penikmat puisi amatir.

Saya tunggu kiriman puisi-puisi berikutnya mas.

salam
Dipo Siahaan

meluncur rendah bagai air tak kenal halangan


Re: [Penyair] BUKAN SERABI BANDUNG

salam kenal
aku suka gaya tulisannya
meluncur rendah bagai air
tak kenal halangan
sekali lagi salam kenal

karang s

jadi lapar

waduh baca puisimu aku jadi laparrr…selamat ya bung yo!
Donny Anggoro
Penulis

Ide yang unik


Luar biasa, ternyata ‘makanan’ bisa di puisikan.
Ide yang unik. Mak Nyuussss
Sri Prabawati

Tempe bongkrek jadi bernilai seni yang luar biasa

Tempe bongkrek di tangan Pa Yonatan jadi bernilai seni yang luar biasa…. kapan-kapan Blackforest tempe ya pak?????… Semangat Pak!!! Maju Terus Pantang Mundur!!! Ganbatte!!!
Fuji Kumala Dewi
PT Gallus Indonesia Utama

puitis namun mengigit

Wah, puitis namun mengigit… terus berkarya ya… karya-karya sastra bermutu kita butuhkan untuk terus lahir sebagai kontribusi dalam khasanah dunia sastra di Indonesia.. salam manis…
Fanny Lioe

Puisinya keren banget

Puisinya keren banget Pak….. sukses, maju terus pantang mundur….
Anastasia Sutarti
Dokter Hewan

kaya rasa juga. termasuk masalah tradisi bahkan sampai ke identitas. rasa originalitas maknyus

Tom yam enak tuh. saya sampai baca berulang-ulang. maklum masih awam. yg ini rasanya agak beda dengan tempe bongkrek. kalo menyambung open house di rumah (...) terasa ada ironi dengan keadaan sekitar dalam puisi Mas YO.

wah tamabah hebat ya. memang harusnya penyair kritis dengan lingkungan. bukan hanya retorika saja. saya mencoba berusaha kearah situ. mungkin seperti sapu lidi kali ya. kalo satu persatu memiliki kesadaran yang sama dengan keadaan ini,saya rasa ini akan menjadi sebuah gerakan moral bagisemuanya

saya baca ulang lagi ternyata kaya rasa juga. termasuk masalah tradisi bahkan sampai ke identitas. rasa originalitas maknyus kata bondan winarno mah. tapi kalau nggak percaya baca saja yang, ubi goreng ubi rebus. masalahnya sudah banyak sekali orang yang krisis identitas, yang malu mengakui apa yang ada di sekitarnya. kesederhanaan ini saya pikir lebih menhujam.

=====> aku tidak ngecap kau tak perlu malu lagi sajikan mereka/ sebelum orang amerika sajikan mereka/cepat rebus bumbu halus/di dalam santan bersama daun salam/masukkan ubi dan masak sampai maknyus

inikan mengajarkan kepada kita bahwa kita harus percaya dengan apa yang kita miliki. jangan jadi follower. padahal mereka saja takjub dengan apa yang kita miliki.. eh kita malah takut untuk tampil dengan kesederhanaan yang ternyata itu adalah kekayaan yang tidak dimiliki negaralain. wah saya jadi banyak belajar dengan puisi kulinernya Mas Yo. terima kasih sudah mempostingnya

ini benar. coba baca yang terkahir

======>dalam cuaca dingin sejukkau bawa kopi kental hangat/ubi goreng dan ubi rebus/adalah sorga yang tak mengada-ada/tapi tetap ada

sorga yang tak mengada-ada; inilah kekayaan rasa yang sederhana tapi sempurna, dan bukan kebahagiaan semu. kalo meminjam istilah camus, ini bukan sesuatu yang absurd tapi real

selamat berkarya Mas Yo

Nurdin Ahmad Zakky
Penyair

besok ada menu apa lagi?


apa ini yonathan yang baca puisi berjudul tom yam waktu ultah apsas lalu?
sekarang gado-gado. baru saja batagor.
besok ada menu apa lagi?

salam, ita
"Ita Siregar"

CATATAN TENTANG SEMANGKUK TOM YAM



CATATAN TENTANG SEMANGKUK TOM YAM
: Yonathan Raharjo

semangkuk tom yam kau letakkan di lidahku, lalu pelan-pelan kau resapkan lezatnya ke syaraf-syaraf lapar yang terus menggelepar liar merindukan seiris kampung halaman dalam kemeruyuk cinta yang nyaris tak bisa kutahan.

semangkuk tom yam dalam hingar lapar di jalanan dengan genang kenang yang diturunkan hujan, hatiku menggigil di bibir nampan menggetarkan pertanyaan
: kapankah kau bikin sebuah perjamuan
hingga tandas tom yam-mu disyairkan
hingga tuntas syairmu dirupakan?

bekasi, januari 2007
"MISBACH"

lapar jasmani dan rohani terpenuhi


mm...yummy!
lapar jasmani dan rohani terpenuhi:)

yunita hapsari