30 September 2008

ubi goreng ubi rebus

ubi goreng ubi rebus



untuk sarapan kukunjungi nasi bungkus

untuk makan siang kudatangi nasi dagang

untuk hidangan sore lebih kucari ubi goreng dan rebus



masih tersisa di sudut ingatan tentang pisang goreng

masih terbayang di awan ubi keledek dan aneka bubur

namun ubi goreng dan rebus setiap petang

dengan pencecah sambal tumis, belacan atau gula

adalah cinta tak terbilang



ia yang tlah jadi komoditas terabaikan

ia yang bertahun tlah kau permalukan

ia pula yang setia tetap setia kepada jatinya



aku tidak ngecap kau tak perlu malu lagi sajikan mereka

sebelum orang amerika sajikan mereka

cepat rebus bumbu halus

di dalam santan bersama daun salam

masukkan ubi dan masak sampai maknyus



ia pasti kau suka

bersama bajigur, pisang rebus, hui rebus dan singkong rebus

sambal tumis dengan ubi goreng dan ubi rebus

adalah nyam nyam



dalam cuaca dingin sejuk

kau bawa kopi kental hangat

ubi goreng dan ubi rebus

adalah sorga yang tak mengada-ada

tapi tetap ada



Yonathan Rahardjo/ jakarta, 2007
sastraindonesia.net/ Senin, 29 September 2008

No comments: