ubi goreng ubi rebus
untuk sarapan kukunjungi nasi bungkus
untuk makan siang kudatangi nasi dagang
untuk hidangan sore lebih kucari ubi goreng dan rebus
masih tersisa di sudut ingatan tentang pisang goreng
masih terbayang di awan ubi keledek dan aneka bubur
namun ubi goreng dan rebus setiap petang
dengan pencecah sambal tumis, belacan atau gula
adalah cinta tak terbilang
ia yang tlah jadi komoditas terabaikan
ia yang bertahun tlah kau permalukan
ia pula yang setia tetap setia kepada jatinya
aku tidak ngecap kau tak perlu malu lagi sajikan mereka
sebelum orang amerika sajikan mereka
cepat rebus bumbu halus
di dalam santan bersama daun salam
masukkan ubi dan masak sampai maknyus
ia pasti kau suka
bersama bajigur, pisang rebus, hui rebus dan singkong rebus
sambal tumis dengan ubi goreng dan ubi rebus
adalah nyam nyam
dalam cuaca dingin sejuk
kau bawa kopi kental hangat
ubi goreng dan ubi rebus
adalah sorga yang tak mengada-ada
tapi tetap ada
Yonathan Rahardjo/ jakarta, 2007
sastraindonesia.net/ Senin, 29 September 2008
No comments:
Post a Comment