wajik ketan
aku yang di atas piring ceper terhidang
bukan sekedar gaib terpajang
aku yang di sini tlah alami dibersih cuci
direndam selama satu jam.
aku tlah menderita kukus setengah masak
disiram air panas dikukus lagi sampai masak sekali
aku yang telah mendertita tertahan dijerang santan
dan gula merah, gula pasir, dan daun pandan
aku adalah buah cinta kental diangkat sendok membenang
dimasuki ketan
cintaku tlah diaduk rata sekali
ketan rekat tapi kering dituang dalam tampah dialasi
daun pisang dioles minyak
bahkan buah cintaku diratakan sendok atau daun
sampai tebal
bahkan buah cintaku diiris-iris setelah dingin sekali
hingga menjajar menggenjang
agar kau terpanggang
dalam liur menjalar.
Yonathan Rahardjo/ jakarta, 2007
sastraindonesia.net/ Senin, 29 September 2008
No comments:
Post a Comment