toga
andai sakit desak, obati dengan cinta,
bukan dengan kata tak bermakna
obati dengan itu cara
bukan dengan cara susahkan kaum bimbang
tak bisakah henti sejenak,
nantikan saat pikiran tak lagi lupa ingatan
bilangi diri sendiri mereka jangan lupakan
ajari berbagai tanaman mujizat
tak kan sia-sia mereka, tak kan sia-sia ia
obati berbagai penyakit mendera
kita kaya kita punya kita terhina
karna kita lupa.
akankah slalu tergantung obat luar
manakala di rumah sendiri ada lahan
ia ada di belakang rumah
di samping di kiri di kanan di depan
di tanah sejengkalpun ia mau
di tanah bergantung pun ia suka
di tanah tersisa pun ia kan
meraksasa
ada di manakah hati kita?
mengapa alpa
amatlah berlimpah tanaman tlah kita lupa
lupakah kan jati
kita punya kita bisa dan kita pasti kan rasa
nantikan apa lagi, kembalikan ingatan
bila kesadaran tuk jadikannya bagian dari diri
tlah gapai muara
tak usahlah diperbudak
obat asing makan uang.
obat luar bikin lapar.
obat pabrik bikin sirik
karena tak bisa gapai impian, kebutuhan dikuras mereka
ingat kencur obati batuk
ingat kunyit obati mag perut
ingat kapulaga obati radang lambung, nafas bau, mulas perut
ingat temu lawak obati hati bengkak
ingat tapak liman obati keputihan
ingat jarak obati hernia
ingat lidah buaya obati kencing darah
ingat beluntas obati tbc kelenjar
ingat sirih obati susu berlebih
ingat cabe rawit obati keringat, liur, dan air kemih
bisul dan rematik,
sakit kedinginan, lemah kaki tangan,
dan tambah nafsu makan
ingat ia.
senyampang bisa asa
pastikan ia di benak
dan dicinta keluarga.
depok-jakarta, 2004/ Yonathan Rahardjo
kompas.com/ Sabtu, 6 September 2008
No comments:
Post a Comment