13 June 2007

apem

mari kembali mengikuti pesta masa kecil

apem-apem

dihidang hangat

putih tepung menggelembung

berpantat coklat gosong cantik tepat

merambat uap memijat lidah mencecap dan mengucap

aku ingin lagi

apem

ini

membuka hati terang terang terang

kita ini negeri siang bergenerasi mabuk cemerlang

tak rasakan hari telah malam bergenerasi mabuk cemerlang

tak rasakan hari telah malam bergenerasi ditipu pembawa seram

bergunung terigu kita impor - bergunung tepung gandum kita gelontor - bergunung beras kita ketanggor - bergunung ubi dan singkong kita terpopor

menu sehari-harilah yang bau impor

dikebirilah rakyat untuk membayar

beranak wajah-wajah resahlah wabah sejarah

sedang tanah sendiri menolak bunting dan beranak

gandum yang membelantara

mendominasi jajanan dan makanan yang ada

sedang lidah tlah mendewasa menua telanjur amat mencinta mereka si penyingkir

ubi, singkong dan beras

tanah sendiri

nyawa kedaulatan pangan atas diri sendiri

sebenarnya, apa yang tlah terjadi?

pesta apem

dari tepung beras

terlezat

masa kecil

ingatkan tanya apa yang sebenarnya terjadi?



Yonathan Rahardjo/ jakarta-bojonegoro, 2007
Jurnal Nasional Minggu II/April 2007

No comments: