ketika kuhitung jari kakiku,
ada kitek warna merah bekas tanah kuburan menempel ketat
susah, ia kubuang
ada bekas gurat tanah datar dan kulupakan pun sarat ingat
burung pun melempar mata ke jagung sebelah jari kaki
ia mencakar rumput pun koyak
rumput tetap tumbuh dalam hisapan udara kemilau mentari
buah kenari kuning bertengger di pundak penjual ayu
air yang kau buka pun jelangkan burung, tanah rumput, matahari harap, kehidupan, kebahagiaan,
di atas segala derita, tanah dan kematian.
terbanglah bersama burung sukses itu
air mu melesat secepat meteor
menjadi bintang sangat terang
aku terkesima atas kemilaunya
sedang milikku sendiri aku enggan
melepas genggaman.
Yonathan Rahardjo/ jakarta, 2003-2007
Jurnal Nasional, Minggu, 13 April 2008
No comments:
Post a Comment