Katakan benar kau sekongkol tutup awan
Lafalkan ya kau hambat pemeriksaan
Ujarkan jujur, kau tutup masalah, tuk
Buat rasa salahmu makin kuat buat bejat
Penguasamu
Yang sekarang masih sungguh benar kuasa
Perkasa, mahadaya di negeri
dengan menghisap kami, darah,
nan bikin negeri ini ada
Yang punya hak sama
Duduk di kursi kebersamaan dan
meja perjamuan sederajat
Akui, kau masih punya telinga utuh
tuk sampaikan nurani semesta kepada nurani dadamu
seperti sayangmu pada anak, istri,
cucu, darah, dagingmu sendiri
kami, kamu, mereka, kita, manusia-manusia, wajah-wajah, orang-orang, darah-darah,
airmata-airmata, daging-daging, jiwa-jiwa, hati-hati, semua-semua.
Semua-semua adalah kamu juga, yang mestinya tak kau
Hilang paksa, mati perkosa,
mampus terhunus,
tewas teracun,
lunglai dan nyawa terbang hilang, sekedar
Untuk menyelamatkan posisi kuasa dan hasrat hidup terhormat sendiri, tanpa ancaman
bunga-bunga kebenaran
yang jadi korek
kuping buntu
mu
yang patut dibedah bunga kebenaran
setajam nuranimu sendiri.
Yonathan Rahardjo/ Jakarta, 10 Nopember 2005
Buku Antologi Puisi untuk Munir Nubuat Labirin Luka, Sayap Biru, Aceh Working Group, 2005
No comments:
Post a Comment