13 June 2007

Nurani KOREK JUMBO

Katakan benar kau sekongkol tutup awan

Lafalkan ya kau hambat pemeriksaan

Ujarkan jujur, kau tutup masalah, tuk

Buat rasa salahmu makin kuat buat bejat

Penguasamu

Yang sekarang masih sungguh benar kuasa

Perkasa, mahadaya di negeri

dengan menghisap kami, darah,

nan bikin negeri ini ada

Yang punya hak sama

Duduk di kursi kebersamaan dan

meja perjamuan sederajat


Akui, kau masih punya telinga utuh

tuk sampaikan nurani semesta kepada nurani dadamu

seperti sayangmu pada anak, istri,

cucu, darah, dagingmu sendiri

kami, kamu, mereka, kita, manusia-manusia, wajah-wajah, orang-orang, darah-darah,

airmata-airmata, daging-daging, jiwa-jiwa, hati-hati, semua-semua.

Semua-semua adalah kamu juga, yang mestinya tak kau

Hilang paksa, mati perkosa,

mampus terhunus,

tewas teracun,

lunglai dan nyawa terbang hilang, sekedar

Untuk menyelamatkan posisi kuasa dan hasrat hidup terhormat sendiri, tanpa ancaman

bunga-bunga kebenaran

yang jadi korek

kuping buntu

mu

yang patut dibedah bunga kebenaran

setajam nuranimu sendiri.



Yonathan Rahardjo/ Jakarta, 10 Nopember 2005

Buku Antologi Puisi untuk Munir Nubuat Labirin Luka, Sayap Biru, Aceh Working Group, 2005

No comments: